Ulususua | mjp
Citra guru kembali
tercoreng, hal ini tejadi pada seorang siswa SMK Swasta Banua Niha Keriso
Protestan (BNKP) Ulususua yang terletak di dusun Godu, Desa Susua, Kecamatan
Ulususua, Kabupaten Nias Selatan, Propinsi Sumatera Utara, Kamis (8/10-2015)
sekira pukul 16.00 Wib.
Menurut pengakuan korban,
Amati Laia (16) mengatakan bahwa dirinya dianiaya oleh tiga orang gurunya di
dalam ruang kantor SMK Swasta BNKP karena telah adanya kesalah fahaman sesama
siswa bernama, Bestari Giawa sehingga menimbulkan perkelahian.
Setelah kejadian itu,
para oknum gurunya antara lain, satueli Nduru, Bazaro Giawa dan seorang Pendeta
yang betugas di Jema’at Hilisawato Desiaro Gea memanggil korban ke ruangan
kantor. Tanpa basa basi, ketiga oknum guru tersebut melakukan penganiayaan
terhadap korban bagaikan penjahat kelas kakap.
Akibat penganiayaan
yang dilakukan oknum guru tersebut, korban mengalami lembam dibagian perut,
wajah, tangan dan yang lebih fatal pada bagian dada.
“Wajah ku ditampar oleh
Satueli Nduru dan Bazaro Giawa, tangan ku dipukuli oleh Pendeta Desiaro Gea. Dan
yang paling brutal memukuli ku Bazaro Giawa,” tutur Amati saat ditemui di rumah
familinya di kawasan Godu, Jum’at siang.
Ketika hal ini
dikonfirmasi kepada Kepala Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Swasta BNKP
Ulususua, Saharudin Nduru SH melalui telepon selulernya, Jum’at (09-10-2015)
mengaku bahwa peristiwa penganiayaan yang dilakukan oknum guru di Sekolah tesebut
sama sekali belum diketahuinya.
“Saya masih di Medan,
kejadian penganiayaan terhadap siswa itu belum saya ketahui. Mohon ma’af, saya sedang
mengikuti rapat sosialisasi dana BOS,” ujar Saharudin singkat sembari mematikan
telepon selulernya.
Hingga berita ini layak
muat belum ada itikad baik dari para oknum guru yang melakukan penganiayaan
terhadap korban. (Budi Laia)
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !